Selasa, 08 November 2011

Seputar anak obesitas

Sekilas anak yang gemuk tampak menggemaskan, tapi siapa sangka kelebihan bobot tubuh dapat menyebabkan anak menjadi kurang sehat. Obesitas atau kegemukan adalah suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Ini berbeda dengan overweight yang diartikan sebagai kelebihan berat badan akibat penumpukan jaringan lemak atau non-lemak, misalnya pada seorang atlet binaragawan yang kelebihan bobot tubuhnya disebabkan karena pembesaran otot. 
Penderita obesitas berpotensi menderita berbagai macam penyakit misalnya gangguan jantung, diabetes melitus dll. Obesitas sudah dapat terjadi sejak bayi dan 15% obesitas terjadi pada bayi, 25% terjadi pada usia balita serta 80% terjadi pada usia remaja yang dapat menetap sampai dewasa. Menurut data SUSENAS prevalensi obesitas di Indonesia meningkat baik diperkotaan maupun dipedesaan. Pada tahun 1989 ditemukan prevalensi obesitas 4,6% pada laki-laki dan 5,9% pada perempuan, sedangkan pada tahun 1992 meningkat menjadi 6,3% pada laki-laki dan 8% pada perempuan. 

Jika seorang anak mengalami keluhan obesitas, maka perlu di telusuri apa penyebabnya. Apakah dari pola makan atau faktor keturunan. Selain itu, dampak obesitas pada anak juga perlu dievaluasi sejak dini. Beberapa hal yang perlu diketahui bahwa peningkatan bobot secara berlebihan pada anak dapat berakibat pada beban kerja jantung, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik, kelainan kulit, peningkatan angka kejadian sleep apnea sampai pada masalah psikologik. Faktor resiko kardiovaskuler dapat terjadi pada anak dengan riwayat anggota keluarga. 

Obstructive sleep apnea sering dijumpai pada obesitas (1/100 penderita obesitas anak), gejalanya mulai dari mengorok sampai mengompol. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak di daerah faringeal yang diperberat dengan hipertrofi adenotonsiler. Obtruksi saluran nafas intermiten pada malam hari dapat menyebabkan anak tidur tidak nyenyak dan gelisah sehingga keesokan harinya cenderung mengantuk. 


Selain itu,kegemukan pada anak juga cenderung menimbulkan gangguan ortopedik, yaitu tergelicirnya epifisis kaput femoris yang berakibat pada nyeri panggul dan lutut, keterbatasan gerak panggul serta penyakit blount. Kegemukan juga berakibat pada kesehatan kulit, terutama kulit pada bagian lipatan yang lebih sering menyebabkan timbulnya ruam, infeksi jamur karena kelembaban. Secara psikologik juga dapat mengganggu anak dalam pergaulan dengan teman sebayanya, timbulnya rasa minder dan sikap menyendiri.

Dalam penanganan masalah ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pada prinsipnya adalah pengurangan asupan energi dan peningkatan keluaran energi.
  1. Terapi konvensional, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu : pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, mengubah pola hidup dan yang terpenting adalah keikutsertaan peran keluarga dan orang sekitar dalam proses terapi.
  2. Terapi intensif, terapi ini diterapkan pada anak dan remaja yang disetai penyakit penyerta dan tidak respon terhadap terapi konvensional. Terapi ini terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan terapi bedah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar