Jumat, 18 November 2011

It's about Asperger Syndrome

Aspergers Syndrom adalah merupakan salah satu tipe pervasive development disorder (PDD). PDDs merupakan sekelompok kondisi termasuk keterlambatan perkembangan keahlian dasar seperti keterampilan bersosialisasi dengan, berkomunikasi dan menggunakan imajinasi. Sekilas, Asperger ini memang mirip dengan Autis. Apalagi mengingat autis juga merupakan salah satu penyakit PDD. Akan tetapi, anak-anak dengan Asperger’s syndrome pada umumnya mempunyai fungsi lebih baik dibandingkan anak-anak autisme. Namanya diambil dari seorang dokter asal Austria yang bernama Han Asperger yang menemukan gejala tersebut pada tahun 1944. 
Gejala Asperger’s syndrome bervariasi dan mempunyai rentang dari ringan hingga berat. Gejala-gejala umum seseorang penyandang SA dapat memperlihatkan kekurangan dalam bersosialisasi, mengalami kesulitan jika terjadi perubahan, dan selalu melakukan hal-hal yang sama berulang ulang. Sering mereka terobsesi oleh rutinitas dan menyibukkan diri dengan sesuatu aktivitas yang menarik perhatian mereka. Mereka selalu mengalami kesulitan dalam membaca aba-aba (bahasa tubuh) dan seringkali seseorang penyandang SA mengalami kesulitan dalam menentukan dengan baik posisi badan dalam ruang (orientasi ruang dan bentuk).
Karena memiliki perasaan terlalu sensitif yang berlebihan terhadap suara, rasa, penciuman dan penglihatan, mereka lebih menyukai pakaian yang berwarna lembut (dan sering mendapat serangan panik yang berlebihan seperti phobia terhadap warna-warna tertentu yang biasa nya berwarna terang), makanan tertentu dan merasa terganggu oleh suatu keributan atau penerangan lampu yang mana orang normal tidak dapat mendengar atau melihatnya.
Pemikiran mereka cenderung lebih kaku. Mereka juga sering kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan, atau menerima kegagalan yang dialaminya, serta tidak siap belajar dari kesalahan-kesalahanya.Penting untuk diperhatikan bahwa penyandang SA memandang dunia dengan cara yang berlainan. Sebab itu, banyak perilaku yang aneh dan luar biasa yang disebabkan oleh perbedaan neurobiologi tersebut, bukan karena sengaja berlaku kasar atau berlaku tidak sopan, dan yang lebih penting lagi, adalah bukan dikarenakan ‘hasil didikan orang tua yang tidak benar’.
Gejala umum anak pengidap SA:
1. Gangguan keterampilan sosial. Anak-anak dengan Asperger’s syndrome pada umumnya kesulitan berinteraksi dengan orang lain dan seringkali kaku dalam situasi sosial. Pada umumnya mereka sulit berteman.
2. Perilahu eksentrik atau kebiasaan yang berulang-ulang. Anak-anak dengan kondisi ini kemungkinan melakukan gerakan yang berulang-ulang, seperti meremas-remas atau memutar jari tangan.
3. Ritual yang tidak biasa. Anak dengan Asperger’s syndrome kemungkinan mengembangkan ritual yang selalu diikuti, seperti mengenakan pakaian dengan urutan tertentu.
4. Kesulitan komunikasi. Orang-orang dengan Asperger’s syndrome kemungkinan tidak melakukan kontak mata saat berbicara dengan seseorang. Mereka mungkin bermasalah menggunakan ekspresi dan gerak tubuh serta kesulitan memahami bahasa tubuh. Selain itu, mereka cenderung bermasalah memahami bahasa dalam konteks.Walaupun anak-anak penyandang SA biasanya berbicara lancar      saat mencapai usia lima tahun, namun mereka sering mempunyai masalah dalam menggunakan bahasa dalam konteks sosial (pragmatik ) dan tidak mampu mengenali sebuah kata yang memiliki arti yang berbeda-beda (semantic) serta khas dalam berbicara /prosodi (tinggi rendahnya suara, serta tekanan dalam berbicara)
5. Keterbatasan ketertarikan. Anak dengan Asperger’s syndrome kemungkinan memiliki ketertarikan yang intens bahkan terobsesi terhadap beberapa bidang, seperti jadwal olahraga, cuaca atau peta.
6. Masalah koordinasi. Gerakan anak dengan Asperger’s syndrome kelihatan ceroboh dan kaku.Diperkirakan bahwa 50% – 90% dari penyandang SA mempunyai kesulitan dalam koordinasi motoriknya. Motorik yang terkena dalam hal melakukan gerakan yang berpindah-pindah (locomotion), kecakapan bermain bola, keseimbangan, cakap menggerakan sesuatu dengan tangan, menulis dengan tangan, gerak cepat, persendian lemah, irama serta daya mengikuti gerakan-gerakan.
Akan tetapi, orangtua yang memiliki anak penderita SA tidak jangan berkecil hati. Karena dibalik kekurangan, terdapat kelebihan. walaupun anak-anak pengidap SA ini memiliki keterbatasan, akan tetapi mereka bukanlah anak yang cacat mental seperti anggapan orang. Justru, dibalik kekurangannya, terdapat kelebihan yang tersembunyi yang jika orangtua penderita SA bisa dapat menggali potensi anak mereka tentu mereka akan bisa menjadikan anak yang membanggakan dibalik keterbatasannya dalam berkomunikasi.
Anak-anak penderita SA mempunyai konsentrasi yang sangat tinggi jika dibandingkan anak-anak lainnya. Jika orangtua dapat mengarahkan mereka sesuai dengan minatnya, tidak jarang anak-anak SA ini akan menjadi ahli dalam suatu bidang yang mereka minati. Seperti, banyak anak dengan Asperger’s syndrome sangat berbakat di bidang tertentu, seperti musik atau matematika atau sains dll.
Bahkan, walau mereka kesulitan dalam berkomunikasi, justru anak-anak pengidap SA (walau tidak semuanya) jika diajarkan, mereka justru seperti kamus berjalan yang dapat menyerap dengan cepat berbagai literatur bahasa walaupun kesulitan dalam menggunakannya ditingkat pergaulan sosialnya. Perbendaharaan kata-kata mereka kadang sangat kaya dan beberapa anak sering dianggap sebagai ‘profesor kecil’.
Orang dengan gangguan Asperger paling cocok bekerja dengan bantuan teknologi, terutama internet. Ilmu komputer, teknik, ilmu alam juga merupakan pilihan karir yang tepat karena memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi dan tidak begitu memerlukan tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi seperti karir yang berhubungan dengan interaksi sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar