Rabu, 09 November 2011

Perawatan bayi dengan ibu yang menderita HIV

HIV adalah virus RNA dari subfamili retrovirus. Infeksi HIV dapat menimbulkan defisiensi kekebalan tubuh sehingga menimbulkan gejala berat yang disebut dengan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Pada tahun 2000, WHO memperkirakan 1,5 juta anak terinfeksi HIV, dan diantara penderita AIDS dewasa, 30% adalah ibu, termasuk ibu hamil. Di Amerika Serikat 0,17% ibu hamil sero positif HIV I dengan angka penularan pada bayi nya sekitar 14-40%. Di Eropa angka penularan dari ibu ke bayi adalah 13-14%. 

Penularan dari ibu pada bayinya lebih progresif daripada pada anak. Di antar bayi-bayi yang mengalami penularan secara vertikal dari ibu, 80% menunjukkan gelaja pada usia 2 tahun. Sekitar 23% anak menunjukkan gambaran klinis AIDS pada usia 1 tahun dan 40%nya setelah usia 4 tahun.

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
  • Mencegah penularan yang paling berbahaya, yaitu melalui percampuran darah ibu resiko tinggi dan bayi melalui plasenta, terutama bila ada korioamnionitis. Bila terjadi ketuban pecah dini, semakin lama resiko semakin tinggi.
  • Mencegah penularan melalui tranfusi darah.
  • Menghindari pemberian ASI dari ibu HIV. ASI dari ibu HIV berperan sebagai sumber penularan pascanatal terutama melalui kolostrum. Kemungkinan penularan melalui ASI sangat besar, terutama pada ibu-ibu menderita HIV beberapa bulan setelah melahirkan.
Diagnosis bayi dengan ibu menderita HIV dapat ditergakkan berdasarkan (1) dugaan infeksi berdasarkan gejala klinis dan resiko tertular pada daerah dengan prevalensi tinggi, (2) tes serologi.

Pemeriksaan Penunjang yang disarankan adalah :
  1. Antibodi HIV : Pada anak > 18 bulan dinyatakan positif bila Ig G anti-HIV (+) dengan pemeriksaan ELISA dan blot. Pada bayi < 18 bulan bila hasil positif (+) masih diragukan karena masih terdapat antibodi transplasenta dari ibu.
  2. Uji virologi untuk neonatus dengan pemeriksaan PCR, uji HIV dan deteksi antigen P24. Uji tersebut mendeteksi HIV pada 50% neonatus atau >95% bayi umur 3-6 bulan.
 Bagaimana cara perawatan bayi dengan resiko terinfeksi HIV???

Secara Umum :
  • Lakukan perawatan seperti bayi lain pada umumnya.
  • Berikan perhatian untuk mencegah infeksi
  • Bayi tetap diberi imunisasi rutin
  • Jaga kerahasiaan ibu dan keluarga.
Terapi Antiretroviral :
Tanpa pemberian antiretroviral, 25% bayi pada ibu dengan HIV positif akan tertular sebelum dilahirkan atau selama proses persalinan dan 15% nya tertular melalui ASI.
Obati bayi dan ibu sesuai dengan protokol dan kebijakan yang ada.
Misalnya : 
  • Bila ibu sudah mendapat AZT (Zidovudin) 4 minggu sebelum melahirkan, maka berikan AZT 2mg/kgbb per oral setiap 6 jam selama 6 minggu.
  • Bila ibu sudah mendapat nevirapin dosis tunggal selama persalinan. Segera berikan nevirapin dalam suspensi 2mg/kgbb per oral.

Pemberian ASI
Berikan konseling pada ibu mengenai pemberian ASI, terangkan mengenai penularan melalui ASI dan jelaskan mengenai kerugian pemberian susu formula. 
Berikan kebebasan pada ibu untuk memilih langkah selanjutnya. 
Tawarkan cara lain dalam pemberian ASI, misalnya anak diberikan ASI perasan dari ibu yang tidak menderita HIV. 
Berikan penjelasan mengenai cara dan waktu pemberian susu formula pada anak.

Sarankan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar